Ditarik Dari KPK, Irjen Firli Dipromosikan Sebagai Kapolda Sumsel
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian melantik tiga Kapolda di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jakarta, Kamis (19/4). (Miftahul Hayat/Jawa Pos)

POJOK BATAM.ID – Beredar surat telegram (TR) terkait mutasi jabatan 72 Perwira Tinggi (pati) dan Perwira Menengah (Pamen) polri. Dalam TR bernomor ST/1590/VI/KEP/2019 tertanggal 20 Juni 2019 itu sejumlah jabatan strategis dilakukan rotasi.

Diantaranya Irjen Firli yang ditugaskan sebagai Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dipromosikan sebagai Kapolda Sumatera Selatan. Dia menggantikan Irjen Pol Zulkarnain yang dipindah tugaskan sebagai Kakorpolairud Baharkam Polri. Hingga Kombes Pol Suyudi Ario Seto yang diangkat sebagai Dirreskrimum Polda Metro Jaya. Menggantikan Roycke Harry Langie yang dipromosikan menjadi Karrowassidik Bareskrim Polri.

Terkait hal ini, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, penarikan Firli dari KPK lantaran kebutuhan organisasi. Oleh sebab itu dia dihadiahi jabatan Kapolda Sumsel. “Firli ditarik kembali dari KPK ke Polri karena dibutuhkan organisasi dan mendapat promosi menjadi Kapolda Sumsel,” ujar Dedi saat dihubungi wartawan, Jumat (21/6).

Brigjen Pol Panca Putra Simanjuntak kabarnya ditunjuk menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan KPK, menggantikan posisi Firli. Sementara itu, untuk pati dan perwira lainnya dirotasi sebagai bentuk penyegaran yang biasa lazim dilakukan. Dengan ini diharapkan bisa membuat kinerja Korps Bhayangkara semakin baik.

“Kalau yang lain promosi tour of duty in area, serta dalam rangka penyegaran guna peningkatan kinerja organisasi,” tegas Dedi.

Dalam TR Kapolri ini disebutkan pejabat yang dialihtugaskan segera menjalankan tugas barunya terhitung 14 hari sejak TR diterbitkan. Sedangkan serah terima jabatan Kapolda Sumsel akan digelar pada Selasa (25/6) di Ruppatama Mabes Polri.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah menyebutkan berencana mengembalikan Deputi Penindakan Irjen Pol Firli ke Polri. Saat ini, komisi antirasuah tersebut tengah mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan mekanisme dan prosedur pengembalian itu.

”Pimpinan masih mempelajari (pengembalian Firli ke Polri, Red), yang bersangkutan (Firli) masih bekerja (di KPK, Red),” kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang kepada Jawa Pos, Senin (29/4/2019).

Meski demikian, Saut enggan menjelaskan apa alasan pimpinan mempelajari prosedur pengembalian Firli ke korps Bhayangkara tersebut. Saut juga enggan menjelaskan apa alasan pimpinan mengembalikan mantan Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut

Selama menjabat Deputi Penindakan, Firli tercatat pernah diterpa kabar miring. Yakni terkait pertemuannya dengan Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zaenul Majdi alias Tuan Guru Bajang bermain tenis bersama pada awal Mei 2018 menimbulkan spekulasi di kalangan publik. Ada dugaan pertemuan ini, guna meredam kasus saham Newmont yang tengah diselidiki KPK.

Ketua KPK Agus Rahardjo membantah bahwa pertemuan itu guna memengaruhi Filri dalam menyelidiki kasus Newmont. Ini karena menurutnya, setelah pertemuan itu tak ada pengaruh apapun pada anak buahnya. Dia menegaskan pertemuan itu tak ada maksud kedekatan apapun maupun guna membahas kasus tersebut.

“Saya yakin nggak ada kedekatan itu. Kalau kemudian pada setelah dilantik, pak Firli ke sana untuk Sertijab dan kemudian pak Firli main tenis dengan gubernur nya, apa itu membicarakan kasus harusnya ya tidak lah ya,” tegasnya di Gedung Penunjang, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (20/9). “Rasanya pak Firli sampai hari ini masih lurus, tidak terpengaruh hal-hal yang lain,” tambahnya.

Dia juga menuturkan pihak penyelidik dan penyidik begitu menjaga independen dan tidak akan ada intervensi melalui pertemuan main tennis bersama itu.

TGB pun menegaskan pertemuannya dengan Firli di lapangan tenis pada bulan Mei merupakan sebuah pertemuan yang tak disengaja dan tanpa memiliki maksud apapun. Dia membantah kabar miring yang menyebutkan bahwa pertemuan itu bermaksud meredam kasus investasi saham Newmont yang tengah diselidiki KPK.

TGB menyebut, pertemuan itu sudah berlangsung lama sekitar 13 Mei 2018, jauh sebelum proses pemeriksaan yang dijalaninya yakni pada 25 Mei 2018.

“Seingat saya itu 13 Mei jauh sebelum saya diklarifikasi, saya belum tau ada penyelidikan itu kan 25 Mei jauh sekali dari kejadian bersama di lapangan tennis,” ungkapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (19/8).

Sumber:Jawapos.com