Komisioner Bawaslu Kota Batam, Bosar Hasibuan.

Batam – Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 telah usai, namun banyak hal yang harus menjadi perhatian khusus atau PR bagi setiap pihak. Terutama Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pihak penyelenggara.

Pasalnya, hal ini bisa dilihat dari pendistribusian logistik yang terlambat, hingga banyak kurangnya kertas suara, terutama kertas suara presiden di beberapa TPS di Kota Batam.

Demikian ungkap Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Batam, Bosar Hasibuan, Kamis (18/04/2019). “Bisa dikatakan ini presenden buruk buat KPU, dan juga secara keseluruhan untuk pihak penyelenggara,” ujarnya menjawab BATAMTODAY.COM.

Belum lagi, lanjut Bosar, banyak warga yang tidak mendapatkan hak pilihnya meski terdatar di DPT dan DPTb, dikarenakan kurangnya surat suara tersebut.

Seperti di TPS-127, Lapas Barelang. Terdapat kekurangan sebanyak 21 lembar surat. Pun di TPS-17 Kelurahan Duriangkang, terdapat kekurangan surat suara presiden sebanyak 25 lembar. Juga di beberapa TPS lainnya di kota Batam.

Bosar Hasibuan, Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) kota Batam saat ditanyakan apakah hal ini menjadi presenden buruk dalam penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahun sekali ini, Ia membenarkan pertanyaan tersebut.

Bosar juga menambahkan, ini merupakan bukti menurunnya kualitasi pemilu 2019, namun tidak membenarkan kalau pemilu 2019 ini dikatakan gagal.

“Kalau dikatakan gagal tidak. Namun, kalau kualitas pemilu kita menurun, itu bisa dikatakan benar, karena hampir secara keseluruhan sama, tidak di Batam saja,” pungkasnya.

Ia juga menambahkan, jika kita katakan (petugas) TPS tidak siap dalam menyelenggarakan pesta rakyat (demokrasi) lima tahun sekali ini, juga tidak. “Karena hal ini awalnya semua di pihak KPU sebagai penyelenggara. Intinya evaluasi pasti ada” pungkasnya.

Sumber: Batamtoday.com
Editor: Robert