Ilustrasi pesawat.

Bepergian menggunakan pesawat sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat Indonesia. Baik itu untuk sekadar berlibur, mudik, mengunjungi kerabat, atau kebutuhan lainnya. Dengan menggunakan pesawat, waktu dan biaya perjalanan dapat dipangkas terutama untuk perjalanan dengan jarak yang relatif jauh.

Apalagi, industri pariwisata Indonesia juga semakin menggeliat dalam beberapa tahun terakhir. Media sosial membuat tempat-tempat wisata Indonesia semakin menjadi primadona, tak hanya bagi wisatawan lokal, namun juga internasional. Dan pesawat adalah moda transportasi terbaik untuk bisa menjelajahi berbagai wilayah Indonesia yang tersebar di lebih dari 17 ribu pulau.

Hal tersebut terbukti dari jumlah penerbangan domestik yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada Januari 2016, tedapat 6,3 juta penumpang penerbangan domestik, yang meningkat menjadi 8,1 juta penumpang di bulan Oktober 2018, seperti dilansir dari katadata.co.id

Kemudahan juga menjadi salah satu kunci penting terkait semakin meningkatnya minat masyarakat menggunakan burung besi sebagai cara untuk bepergian. Terlebih, kini telah hadir Online Travel Agent (OTA), yang menyediakan berbagai layanan yang memungkinkan konsumen mendapatkan segala yang dibutuhkan untuk terbang di era digital ini.

Mulai dari menyediakan cara pemesanan dan pembayaran yang mudah dan beragam, berbagai promo untuk biaya yang lebih murah, perhatian OTA untuk memanfaatkan media sosial agar menarik lebih banyak netizen untuk terbang, serta kredibilitas OTA sehingga masyarakat percaya untuk terbang tinggi dengan aman dan nyaman melalui agen travel online.

Menurut katadata.co.id, nilai transaksi layanan travel (tiket) berbasis internet di Indonesia merupakan yang terbesar dibanding negara-negara kawasan Asia Tenggara lainnya. Pada 2015, transaksi tiket online mencapai USD 5 miliar, dan diperkirakan akan mencapai USD 25 miliar pada tahun 2025. Hal tersebut menunjukkan tingginya animo masyarakat Indonesia dalam menggunakan teknologi untuk memesan tiket, termasuk tiket pesawat.

Statistik di atas tidak lepas dari peran OTA yang menggunakan internet sebagai basis layanannya. OTA mengikuti kemajuan teknologi dan memanfaatkannya untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat. Maskapai sebagai penyedia layanan penerbangkan tentu akan diuntungkan dengan kondisi tersebut karena kursi-kursi pesawat semakin terisi penuh diikuti dengan meningkatnya pendapatan maskapai.

Oleh karena itu, tidak salah jika menyebut Online Travel Agent sebagai ‘jembatan’ atau penengah antara konsumen dan maskapai sehingga menjadi win-win solution bagi kedua pihak: maskapai mendapatkan semakin banyak penumpang dan konsumen mendapatkan apa yang dibutuhkannya untuk terbang secara mudah dan murah.

Tentunya jembatan tersebut harus dilandasi dengan hubungan yang baik antara maskapai dan OTA. Dengan begitu, kepercayaan masyarakat semakin meningkat dan baik OTA maupun maskapai dapat menjalankan peran masing-masing dengan lebih baik.

Sumber: kumparan.com
Editor: Robert