Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal (Foto: Audrey Santoso-detikcom)

Jakarta – Polri melakukan pencegahan dini pascateror di Selandia Baru. Seluruh Polda-polda di Indonesia diminta untuk lakukan antisipasi dan identifikasi kewilayahan.

“Seluruh polda sudah melakukan secara proaktif secara standar operasional. Berupa apa? Berupa cegah dini mengajak seluruh masyarakat di titik ujung RT/RW, untuk bersama meningkatkan pengamanan. Ingat bahwa deteksi itu adalah hal yang paling pokok,” ucap Kadiv Humas Polri, Irjen M Iqbal kepada wartawan di Plaza Timur Senayan, Komplek Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (17/3/2019).

Dengan pelibatan masyarakat, Iqbal yakin mampu menutup celah jaringan teroris di Indonesia. Polisi akan proaktif mengajak masyarakat mencegah aksi terorisme.

“Ingat bahwa deteksi itu adalah hal yang paling pokok. Ketika kita mendeteksi melibatkan seluruh masyarakat, insyaallah tertutup celahnya. Depan, kiri, belakang, dan tetangga, dan lain-lain harus menyapa. Jadi, masyarakat adalah kekuatan yang luar biasa untuk Polri, keamanan ketertiban masyarakat, proaktif polisi itu,” ucap Iqbal.

Polri pun tidak ingin ada aksi terorisme di Indonesia menjelang pemilihan umum (pemilu). Maka, Densus 88 terus bekerja agar Pemilu 2019 tetap aman.

“Teman-teman dari Densus melakukan juga. Prinsipnya tidak ada celah, mereka maksimal, tidak ada kejadian Selandia Baru saja maksimal apalagi ini menjelang hari H pemilu. Jangan sampai ada kelompok-kelompok yang ingin menggagalkan pemilu dengan modus menakut-nakuti itu timbul. TNI dan Polri telah teruji untuk antisipasi teror di Indonesia. TNI dan Polri siap mengawal,” ucap Iqbal.

“Sel-sel tidur kita cek. Densus 88 sudah berpengalaman mereka sudah tahu jaringan yang bangkit dan lain-lain. Itu kami lakukan bersama sama dengan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme). Seluruh stakeholder bergerak, untuk mengantisipasi kejadian Selandia Baru, kejadian juga yang debat kemarin (ledakan petasan), sampai kapan pun,” kata Iqbal.

Jumlah korban tewas terorisme bersenjata di masjid Selandia Baru bertambah menjadi 50 orang, setelah sebelumnya berjumlah 49 orang.

Dilansir AFP, Minggu (17/3/2019), tambahan satu korban tewas dipastikan usai polisi mengevakuasi jenazah dari dua bangunan di kawasan selatan kota Christchurch.

Komisioner Kepolisian Mike Bush menjelaskan kepada reporter, ada 36 orang yang masih dirawat di rumah sakit setelah serangan itu.

Pelaku serangan teror di masjid itu adalah ekstremis sayap kanan Brenton Tarrant. Bush juga mengatakan ada dua terduga pelaku yang ditangkap polisi saat serangan berlangsung, karena kedua orang itu membawa senjata api di dalam mobilnya. Namun ternyata dua orang itu tak terlibat.

Sumber: Detik.com
Editor: Robert