Cawapres nomor urut 01 Maruf Amin menyampaikan pidato kebangsaan dalam kegiatan Muslimah Bersatu Untuk Indonesia di Istora Senayan, kompleks GBK, Jakarta, Minggu (24/2/2019).(Foto:KOMPAS.COM)

JAKARTA, KOMPAS.com – Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin mengakui bahwa banyak orang yang mengkhawatirkan dirinya saat debat ketiga Pemilihan Presiden 2019.

Pada debat ketiga 17 Maret 2019, Ma’ruf akan berdebat dengan cawapres 02 Sandiaga Uno dengan tema Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sosial, dan Budaya.

Menurut Ma’ruf, kekhawatiran itu cukup beralasan karena selama ini dia dikenal sebagai seorang kiai.

“Orang menghawatirkan saya nanti debat, itu ada alasannya. Saya ini kiai, artinya keahlian saya itu urusan fiqh hukum syariah,” ujar Ma’ruf di kediamannya di Jalan Situbondo, Jakarta, Jumat (8/3/2019).

Hal ini disampaikan Ma’ruf di depan kelompok yang menamai diri Milenial Antihoaks, Fitnah, dan Ujaran Kebencian.

Dengan latar belakang Ma’ruf tersebut, tidak heran kemampuannya menjawab tema-tema dalam debat ketiga nanti jadi dipertanyakan.

“Apa bisa merespons berbagai masalah terutama masalah yang menyangkut pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, sosial budaya?” ujar Ma’ruf.

Meski demikian, Ma’ruf mengatakan, sebenarnya visi misinya terkait tema itu hanya melanjutkan pemerintahan sebelumnya.

Menurut Ma’ruf, pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sudah meletakan milestone dalam kebijakan terkait pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya.

Jika terpilih, dia dan Jokowi akan memaksimalkan manfaat program-program yang ada. Ma’ruf kemudian menyinggung keberhasilan pemerintah di beberapa isu yang menjadi tema debat ketiga nanti.

Pada masalah pendidikan, Jokowi dan Jusuf Kalla sudah memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang menjamin pendidikan warga.

Ma’ruf mengatakan, Jokowi bahkan akan memperbesar manfaatnya dengan KIP-Kuliah. Dalam hal kesehatan, Ma’ruf mengatakan, Jokowi dan Jusuf Kalla telah membuat program Kartu Indonesia Sehat yang begitu berguna.

“Sekarang orang sakit sudah 215 juta bisa menggunakan KIS. Orang enggak takut lagi sekarang. Pilek saja ke puskesmas,” kata dia.

Sumber: KOMPAS.COM
Editor: Robert

Leave a Reply