Pojok Batam

5 Fakta Seputar Jatuhnya Pesawat Lion Air

Pojok BatamPesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP (JT-610) jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10). Pesawat rute Jakarta-Pangkal Pinang itu membawa 180 penumpang dengan 8 awak kabin seperti pramugari beserta pilot dan kokpilot.

Pesawat bermerek Boeing 737 Max 8 itu berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.20 WIB. Kemudian hilang kontak sekitar pukul 06.33 WIB.

Setelah sempat hilang kontak, ternyata pesawat Lion Air JT 610 itu jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

Berikut sejumlah fakta terkait jatuhnya Lion Air PK-LQP di perairan Karawang, Jawa Barat.

1. Pesawat Lion Air PK-LQP ternyata masih baru

Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta – Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat merupakan pesawat terbaru Boeing 737-800 Max. Pesawat tersebut diproduksi pada Maret 2018, itu diketahui dari serpihan bangkai pesawat yang di temukan di perairan Karawang.

“Ini dapat dilihat merupakan pesawat baru yang di produksi pada Maret 2018,” ujar Kolonel Salim di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (4/11).

Serpihan pesawat tersebut ditemukan oleh tim SAR TNI AL saat melakukan proses evakuasi korban dan bangkai pesawat Lion Air. Bahkan pesawat tersebut baru dipakai Lion Air pada Agustus 2018.

2. Dikemudikan Pilot Berpengalaman

Pilot pesawat Lion Air Captain Bhavye Suneja dan kopilot Harvino, sudah memiliki jam terbang tinggi.

Bhavye Suneja mulai bekerja di Lion Air sejak Maret 2011 yakni total 7 tahun 8 bulan yang memiliki 6.000 jam terbang.

Sebelum bergabung dengan Lion Air, ia juga menjadi pilot peserta pelatihan (trainee pilot) di maskapai Emirates, Dubai, selama 4 bulan, yakni terhitung dari September hingga Desember 2010.

Sang Kapten pun telah mendapatkan lisensi penerbangan dari Bel-Air International dari sekolah penerbangan di San Carlos, California, Amerika Serikat setelah bergabung pada 2007 hingga 2009.

Selain itu, dalam pesawat tersebut terdapat enam awak kabin, yaitu Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula.

3. Lion Air PK-LQP dinyatakan laik terbang

Kepala Otoritas Bandara Wilayah I Bagus Sunjoyo mengatakan, pesawat Lion JT 610 sudah mendapatkan tanda laik terbang yang dikeluarkan otoritas bandara.

“Kondisi pesawat sampai penerbangan terakhir dinyatakan laik terbang. Dinyatakan dengan tanda pendaftaran atau tanda kalaikan pesawat,” ujar Bagus di gedung crisis center Terminal IB Bandara Soetta, Senin (29/10).

Namun Bagus mengakui, pihaknya belum mendapatkan informasi dari manajemen Lion Air apakah pesawat Lion Air PK-LQP mengalami masalah saat penerbangan sebelumnya.

4. Ditemukannya Kartu Identitas dan Serpihan Pesawat

Setelah dinyatakan hilang kontak dan jatuh di perairan Karawang, Tim SAR gabungan langsung bergerak melakukan evakuasi korban dan bangkai pesawat Lion Air.

Pada pencarian hari pertama, Tim SAR gabungan dari Basarnas dan TNI AL menemukan serpihan pesawat Lion Air JT-160. Serpihan pesawat, dompet dab kartu identitas korban ditemukan mengambang di wilayah perairan Karawang, Laut Jawa.

“Kami menemukan serpihan pesawat, sepatu dan kartu identitas para korban yang mengambang di laut,” kata Wakil Komandan Satgas SAR TNI AL, Kolonel Laut Salim di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10).

5. Jenazah Korban Ditemukan Tidak Utuh

Kepala Balai Teknologi dan Survei Kelautan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) M Ilyas pesimistis bodi pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Karawang, ditemukan utuh. Pasalnya, tim kerap melihat banyak puing-puing pesawat pecah yang disorot oleh Remote Operated Underwater Vehicle (ROV).

“Rasa-rasanya dari data yang ada semua sudah hancur, dengan ROV hari ini kita 30 menit ya operasi, kesulitan kesulitan juga masih sempat ROV itu kecil kecil semua, pecah pecah,” kata Ilyas di Jakarta International Container Terminal II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/11).

Bahkan menurutnya, mustahil untuk menemukan jasad korban penumpang Lion Air yang utuh. Ilyas berkaca dari kecelakaan pesawat Adam Air pada awal 2007 silam.

“Kalau saya kecil kemungkinan. Mungkin sama seperti Adam Air. Tapi saya bukan orang ahli pesawat tapi kalau saya kecil kemungkinan, karena pesawat saja sudah hancur berkeping- keping kecil termasuk tadi teman-teman dari Marinir sudah menemukan baling baling,” jelasnya.

Exit mobile version