Pojok Batam– Satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 berhasil diidentifikasi. Adalah Jannatun Cintya Dewi, 24. Rencananya, jenazah Jannatun diterbangkan ke Dusun Prampon, Desa Suruh, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), Kamis (1/11) ini. Pihak keluarga yang sudah standby di Jakarta sejak Senin (29/10) lalu.
kami sempat berkunjung ke rumah duka. Sekaligus mengobrol dengan beberapa saudara dan rekan kerja almarhumah di Kementerian ESDM. Salah satunya paman Jannatun bernama Hadi Wiyono. Dia menceritakan sekelumit tentang keponakannya yang akrab disapa Yayas.
Menurut Hadi, Yayas adalah sosok yang tidak banyak bicara soal apapun kepada saudaranya. Bukan sombong, tapi Yayas memang sosok yang suka memendam dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Termasuk soal kehidupan asmaranya.
Hadi mengaku tak tahu apapun soal pacar keponakannya. Dia hanya tahu jika calon suami keponakannya itu warga Sukabumi. Hal itu diketahui saat orang tua Yayas dan pacarnya bertemu. Pertemuan itu membahas tentang rencana pernikahan yang berlangsung Desember mendatang.
“Pacare pun sowan teng bapak ibuke Cintya (Pacarnya sudah silaturrahim dengan orang tuanya Cintya, red). Tapi tasik nembe pertemuan karo pacare (Tapi baru tahap pertemuan antara keluarganya Yayas dengan pacarnya, red). Pacare lare Sukabumi (pacarnya orang Sukabumi),” kata Hadi di rumah duka, Kamis (1/11).
Ditanya soal aktivitas Cintya, Hadi juga mengaku tidak terlalu tahu. Dia hanya tahu keponakannya itu sering bertugas ke luar pulau. Pulang kampung saja hanya saat Lebaran atau dapat jatah libur panjang.
“Lha, pas niku entok tugas teng Pangkal Pinang (Waktu itu dapat tugas ke Pangkal Pinang, red). Tapi mboten sumerap kulo (Tapi saya tidak tahu, red),” tuturnya.
Sama halnya yang dengan penuturan sang adik kandung bernama Nazir Ahmad Firdaus, 16. Dia mengatakan, kakak perempuannya itu memang sosok yang pendiam. Dia pun mengaku tidak terlalu mengenal sosok calon kakak iparnya yang rencananya menikahi Yayas pada Desember mendatang.
“Kakak memang selalu berusaha jadi terbaik buat keluarga. Tapi kalau soal itu (sosok pacarnya), saya nggak tahu sejak kapan pacaran. Mungkin sejak kerja di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),” kata Nazir.
Seorang rekan kerja Yayas yang tidak ingin disebut namanya mengungkapkan, Yayas adalah pegawai Sub Direktorat Niaga Migas, Direktorat Pembinaan Usaha Hilir, Dirjen Migas Kemenerian ESDM. Tugasnya mengevaluasi dokumen migas dan urusan surat-surat perizinan impor migas.
Saat menaiki pesawat Lion Air JT-610, Yayas memang dalam perjalanan menuju Pangkal Pinang. Yayas ke Pangkal Pinang dalam rangka melakukan memantau bahan bakar nabati biodiesel 20 di Terminal BBM Pertamina di Pangkal Pinang.
“Dia (Yayas) itu gabung di Kemenerian ESDM angkatan 2017. Sekarang sudah diangkat pegawai negeri sipil. Hanya memang seremoni pengangkatannya yang belum sempat,” terangnya.
Bukan pertama kalinya Yayas mendapat penugasan keluar pulau atau daerah. Yayas juga kerap melakukan perjalanan dinas ke luar daerah menemani atasannya, dalam hal ini Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Yuli Rachwati. “Dia terbang sama pejabat eselon IV dan staff. Coba lihat saja, nomor manifesnya 34 dan 35,” bebernya.
Ditanya soal kehidupan kerja almarhumah, dia menuturkan bahwa Yayas merupakan sosok yang periang. Almarhumah juga dikenal sebagai karyawan yang punya IQ diatas rata-rata. “Waktu saya tanya keluarganya, ternyata sudah sering dapat beasiswa ke mana-mana,” ujarnya.