Pojok Batam– Duka mendalam dirasakan Epi Syamsul Qomar, ayah salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di Perairan Tanjung Karang, Jawa Barat. Ia mengaku hingga saat ini belum mendapat kabar mengenai putra sulungnya itu.
Sepasang sepatu sneakers berwarna hitam, yang diduga milik Muhammad Raffi Andrian, 24, menjadi tanda bahwa putranya benar menumpang pesawat nahas itu. Saat melihat sepasang sepatu itu, ia merasakan bak disambar petir. Pasalnya sepatu putranya itu dalam kondisi tak utuh lagi.
Epi pun seperti tak sanggup untuk melihat sepatu anaknya itu saat ditunjukan oleh petugas. Pria paruh baya itu langsung membuang muka saat petugas ingin memastikan kepemilikan sepatu tersebut.
Air matanya tak dapat terbendung lagi, Epi menangis tersedu-sedu mengingat sang putra. Dalam kerinduan terhadap sang anak, Epi berniat ingin membawa barang-barang yang ditemukan. Namun niatnya harus diurungkan karena tidak diperbolehkan oleh petugas.
“Enggak boleh dibawa. Tadi cuma dilihatkan untuk memastikan itu sepatu anak saya atau bukan,” kata Epi, sambil berurai air mata, Rabu (31/10).
Ia hanya bisa berharap agar anaknya bisa segera ditemukan. Dirinya pun tak henti-hentinya memanjatkan doa untuk anak sulung dari tiga bersaudara iru. Meski nantinya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa, ia mengaku ikhlas.
“Saya berharap anak saya secepat mungkin ditemukan. Ya setidaknya sudah ada petunjuk, dan saya yakin dapat segera dipertemukan dengan anak saya,” kata Epi saat ingin meninggalkan kawasan JITC II, untuk mengistirahatkan badannya yang lelah.
Epi mengaku telah menyerahkan beberapa dokumen yang diminta oleh petugas. Tak hanya ke JICT II Tanjung Priok, dirinya juga sudah datang ke Rumah Sakit Polri dan juga Bandara Internasional Soekarno Hatta.
“Pas datang kemari sudah diserahkan semua datanya. Senin malam Selasa,” kata Epi.
Sebelumnya Epi mengatakan, Raffi putra sulungnya itu hendak pulang usai anak menumpang pesawat nahas itu usai menyaksikan pertandingan Piala AFC Cup U-19 Indonesia VS Jepang yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Minggu, (28/10) lalu.