Pojok Batam Sejumlah anggota paguyuban peternak ayam petelur Surakarta melakukan aksi di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Kamis (18/10). Mereka membagikan telur ayam yang sudah matang kepada pengguna jalan. Jadi warga yang mendapatkan telur bisa langsung memakannya. Ada 700 telur yang dibagikan secara cuma-cuma.

Aksi tersebut sebagai bentuk protes kepada pemerintah atas tingginya pakan ayam. Yakni, jagung yang menyentuh harga Rp 5.250 per kg. Para peternak ayam berharap pemerintah cepat turun tangan untuk menormalkan kembali harga pakan.

Selain membagikan telur, para peternak juga membawa poster yang berisi tuntutan mereka. Salah satunya adalah menormalkan kembali harga jagung dan menaikkan harga telur.

“Harga jagung sekarang ini mahal, yakni Rp 5.250 per kilogram. Padahal harga normalnya sesuai dengan Permendag Nomor 9 Tahun 2016, harga jagung hanya Rp 4.000 saja,” terang koordinator aksi Joko Surono.

Padahal kebutuhan jagung untuk setiap peternak cukup besar. Pasalnya, 50 persen pakan ayam petelur adalah jagung. Sedangkan 50 persen sisanya terdiri dari bekatul dan sentrat. Dengan naiknya harga jagung, jelas akan membuat pengeluaran para peternak semakin bertambah.

Parahnya, kondisi ini tidak dibarengi dengan kenaikan harga telur. “Harga telur justru menurun dan sekarang hanya Rp 16.500 per kilogram untuk tingkat peternak. Kalau sampai ke konsumen sekitar Rp 18.000 per kilogramnya,” ucapnya.

Sesuai Permendag, harga telur normalnya Rp 20.000. Anjloknya harga telur akan membuat peternak ayam petelur semakin terjepit. “Kalau dulu pas telur harganya Rp 30.000 per kilogram, kami diminta untuk menurunkannya. Sekarang harga anjlok, pemerintah harusnya menormalkannya,” tukas Joko.

Salah satu warga yang mendapatkan telur adalah Slamet, 52. Dia mengatakan, awalnya tidak mengetahui adanya bagi-bagi telur. Tetapi setelah ada yang memberi tahu, Slamet akhirnya ikut mengambil telur. “Ya lumayan bisa makan telur gratis dan tinggal makan,” cetusnya sembari menikmati telur.

Leave a Reply