Pojok Batam– Perdagangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih dapat didorong oleh sentimen positif dari dalam negeri dan pelemahan dolar. Dua faktor itu diharapkan mampu membantu rupiah bergerak lebih leluasa. Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengingatkan potensi kenaikan Rupiah ini dapat rapuh seiring dengan potensi USD kembali menguat jelang dirilisnya rapat The Fed minutes dan turunnya poundsterling seiring dengan penurunan data consumer price Inggris.
“Diperkirakan Rupiah akan bergerak di kisaran 15.158-15.132,” ujarnya Kamis (18/10).
Reza menjelaskan, pergerakan Rupiah kembali mengalami kenaikan meski dibayangi dengan kenaikan USD jelang rilis FOMC minutes. Beberapa sentimen yang cukup membantu penguatan Rupiah adalah harapan Menteri Keuangan terhadap kenaikan UMP tahun depan yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Kemudian, penilaian positif sejumlah kalangan terhadap asumsi Rupiah terhadap USD dalam RAPBN 2019 sebesar Rp15.200, hingga penilaian membaiknya penerimaan negara sehingga dapat mengurangi defisit anggaran di bawah 2,2 persen dari PDB.
“Diharapkan tekanan global dapat lebih berkurang sehingga berimbas pada berbalik turunnya USD dan membuat Rupiah berkesempatan untuk kembali menguat,” tandasnya.