Pojok BatamMeski telah berakhir, Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF) – World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali, masih membekas. Perhelatan sektor keuangan tingkat internasional yang dihadiri oleh 189 negara ini memberi banyak tambahan pengalaman bagi banyak ihak.

Salah satunya Putra Prima Raka, 21. Menurut dia, pelaksaanaan IMF-WB memberi banyak pengetahuan tentang perekonomian domestik maupun global. Ia mendapatkannya dari sejumlah seminar yang dipaparkan oleh orang-orang hebat maupun mereka yang memiliki nama besar di sektor moneter dan keuangan dunia.

Dia mencontohkan, pemikirannya tentang utang Indonesia kerap membuatnya berpikir negatif. Namun, perspektif itu berubah saat dirinya mendengar banyak penjelasan dari lembaga keuangan dunia maupun dari tokoh nasional dan internasional.

Mahasiswa Komen Ini Soal Kebijakan Utang dan Pengelolaan Perekonomian
Managing Director IMF Christine Lagarde, Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan, Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur BI Perry Warjiyo saat penutupan Pertemuan IMF-Wolrd Bank 2018 di Nusa Dua, Bali (FEDRIK TARIGAN/JAWA POS)
“Pertanyaannya adalah, sampai seperti apa sih (utang) yang harus kita khawatirkan sekarang? Kemarin tuh ada sesi yang membahas sampai di titik mana kita harus khawatir. Mungkin dengan menyaksikan ini kami jadi sadar bahwa apakah Indonesia sudah sampai di titik itu atau tidak,” ujar mahasiswa yang saat ini kuliah di Universitas Indonesia.

“Kadang-kadang kebijakan seperti (utang) itu yang berhubungan dengan kebijakan kesejahteraan itu biasanya ada berbagai macam perspektif. Dengan acara (IMF-WB) ini, perspektif kita menjadi lebih terbuka, bahwa untuk melihat masalah utang dari segi mana? nggak cuman oke kita mau utang tapi mau disebarkan kemana,” sambungnya.

Mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi ini bisa mengikuti pertemuan IMF-WB lantaran mendapat kesempatan dari Bank Indonesia (BI). Dia merupakan salah satu dari 12 mahasiswa/i terpilih dari seluruh kampus di Indonesia yang mendapat kesempatan emas tersebut. Peluang yang jarang didapat mahasiswa sepertinya tak disia-siakan untuk bisa menyerap banyak pengetahuan di bidang ekonomi.

“Sesuatu kegiatan itu nggak hanya dampaknya direct effect tapi juga indirect effect. Contohnya, AM ini. Mungkin berpikir sangat besar dan lain-lain, itu dilihatr hanya dari direct saja, ada multiplayer yang bisa dirasakan penjual di sekitar sini dan exposeure lain yang menjadio lebih besar” jelas dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Zaneta Azzahra, 21. Dara cantik yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya ini memahami banyak hal dari pelaksanaan IMF-WB di Bali. Menurut mahasiswi jurusan Manajemen Keuangan ini, anggaran yang disiapkan pemerintah dan Bank Indonesia senilai total Rp 855 miliar memberi efek yang luas kepada perekonomian dalam negeri khususnya wilayah Bali.

“Pemerintah menghabiskan uang banyak untuk acara ini, padahal kan bahwa memberikan efek yang lebih besar. Bahwa pertumbuhan ekonomi di Bali naik 0,94 persen. Isu bahwa teman-teman untuk uang IMF dialihkan kemana mungkin teman-teman yang kurang baca,” ucapnya seraya tertawa.

Pengalaman berbeda justru dirasakan oleh Nurlaili Adkhi Rizfa, 23. Dia malah justru lebih banyak terkesan dengan tokoh-tokoh yang mengisi sesi seminar di IMF-WB. Sebut saja Managing DIrector IMF Christine Lagarde, Gubernur BI Perry Warjiyo, eks Gubernur BI Agus Martowardojo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun, bagi perempuan yang saat ini menempuh pendidikan S2 jurusan Ekonomi Syariah, pidato Presiden Jokowi soal analogi Game of Thrones adalah yang membuat dia terkesan. Selain memberikan pesan kepada seluruh dunia tentang kondisi perekonomian global, Nurlaili juga jadi memahami kondisi yang terjadi saat ini.

“Saya terkesan dengan pidato Game of Thrones pak Jokowi. Jadi bener-bener waktu saya menghadiri itu dan kita semua dapat kesempatan jadi terima kasih BI jadi kita bisa berinteraksi langsung. Saya bisa swafoto sama SMI, Perry, Agus Marto, Luhut, ini kesempatan yang anak cucu bisa,” kata dia.

Momen emas itu juga tidak disimpan Nurlaili sendirian. Dia membagikannya melalui akun media sosial buatannya, salah satunya insatgram dengan nama @fiqihekonomi. Dia membagikan momen-momen penting serta penjelasan terkait eknomi domestik dan global melalui akun yang memiliki 17 ribu lebih followers itu.

“Instagram itu followersnya ada yang nanya? iya ada yang nanya juga. Kalau saya punya kajian ekonomi, jadi disitu saya publikasikan di @fiqihekonomi,” tandasnya.

Leave a Reply