Pojok Batam- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan besaran kerugian akibat gempa dan tsunami Sulawesi Tengah lebih dari Rp 10 Triliun. Hal tersebut lantaran banyaknya bangunan serta fasilitas publik yang rusak.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, angka tersebut juga diperkirakan akan lebih besar dari kurugian bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“BNPB masih melakukan pendataan, tapi kalau kita bandingkan dengan yang ada di Lombok, melihat lokasi di Sulteng, perkiraan kerugian dan kerusakan diatas Rp 10 T. Kerugian dan kerusakan di lombok kemarin Rp 18,8 T, ini pasti diatas Rp 10 T,” ujarnya di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (4/10).
Saat ini pihaknya telah menerjunkan Tim Damage and Assessment. Mereka akan bertugas menghitung berapa besaran kurugian dan kerusakan hingga h+6 pasca-bencana.
“Tim rehabilitasi rekontruksi akan menghitung kerugian dan kerusakan dengan metode qiuck count (metode cepat), tentu data tersebut juga akan bergerak dinamis seperti di Lombok,” kata Sutopo.
Melihat besaran kerugian yang begitu besar, dia meyakini bahwa Presiden Joko Widodo akan mengeluarkan instruksi presiden (Inpres) terkait penanganan gempa dan tsunami Sulteng.
“Nanti presiden akan mengeluarkan intruksi-intruksi khusus untuk mempercepat di dalam proses rehabilitasi rekontruksi pasca bencana Sulteng dengan prinsip membangun kembali dengan lebih baik dan lebih aman,” tuturnya.
Berdasar data BNPB hari ini, Kamis (4/10) pukul 13.00 WIB, tercatat sebanyak 1.424 korban meninggal dunia. Sementara itu, ada 2.549 orang luka berat dan masih dirawat di rumah sakit, serta 113 orang masih dinyatakan hilang.