Seperti diketahui, umumnya kilatan petir itu terjadi dengan sangat cepat. Organisasi meteorologi dunia (World Meteorological Organization/WMO) baru saja mengumumkan rekor baru untuk kilatan petir dahsyat dengan durasi lama atau disebut juga megaflash di dunia.

WMO mengumumkan pemecahan rekor ini pada 25 Juni. Mereka mencatat rekor dunia kilatan petir dengan durasi terlama terjadi di Argentina pada 4 Maret 2019. Saat itu, satu kilatan petir berdurasi 16,73 detik, lebih lama dua kali lipat dari rekor sebelumnya.

Sementara, rekor kilatan terpanjang di dunia terjadi pada 31 Oktober 2018 lalu. Pada saat itu, satu kilatan petir mencakup jarak horizontal kurang lebih 709 kilometer, melintasi bagian selatan Brazil ke Argentina. Panjang kilatan ini setara dengan jarak antara Boston dan Washington DC di Amerika Serikat, atau antara London dan perbatasan Swiss dekat Basel.

Citra satelit kilatan petir

“Ini adalah rekor luar biasa untuk peristiwa kilatan tunggal. Lingkungan ekstrem adalah ukuran hidup dari apa yang mampu dilakukan alam, serta kemajuan ilmiah untuk dapat menelitinya. Sangat mungkin bahwa kejadian yang lebih besar masih ada, dan bahwa kita akan dapat mengamatinya ketika teknologi pendeteksi petir meningkat,” kata Profesor Randall Cerveny, Kepala Pelapor Weather and Climate Extremes untuk WMO.

Rekor sebelumnya untuk kilatan petir terpanjang adalah 321 kilometer pada 20 Juni 2007 di negara bagian AS, Oklahoma. Sedangkan rekor sebelumnya untuk durasi terlama adalah kilatan petir tunggal yang berlangsung terus-menerus selama 7,74 detik pada 30 Agustus 2012 di Provence-Alpes-Côte d’Azur, Prancis.

Citra satelit kilatan petir

Pencatatan data keliatan petir sebelumnya untuk menetapkan durasi dan luas menggunakan data yang dikumpulkan oleh jaringan Lightning Mapping Array. Banyak ilmuwan petir mengakui bahwa ada batas untuk skala petir yang dapat diamati oleh LMA.

Oleh karenannya, untuk mengidentifikasi kilatan petir megaflash di kejadian normal akan membutuhkan teknologi pemetaan petir dengan domain pengamatan yang lebih besar. Kemajuan terbaru dalam pemetaan petir berbasis ruang menawarkan kemampuan untuk mengukur luas dan durasi lampu kilat secara terus menerus melalui domain geospasial yang luas.

Instrumen-instrumen baru yang digunakan untuk mencatat kilatan petir memakai teknologi Geostationary Lightning Mappers (GLMs) pada satelit R-series Geostationary Operational Environmental Satellites (GOES-16 dan 17) yang merekam catatan petir baru. Serta satelit lainnya yang mengorbit dari Eropa (Lightning Imaging Generasi Meteosat/MTG) ) dan China (Imaging Pemetaan Petir TA-4).

Ilustrasi petir (potrait)

Arsip WMO menyimpan catatan resmi dunia yang terkait dengan sejumlah jenis cuaca tertentu. Saat ini, arsip-arsipnya mencantumkan kejadian cuaca ekstrem untuk suhu, tekanan, curah hujan, hujan es, angin, dan kilat serta dua jenis badai, tornado, dan siklon tropis.

Editor: PARNA
Sumber: kumparan