JAKARTA – Amerika Serikat (AS) akan memberikan uang US$ 15 juta atau setara Rp 238 miliar bagi siapa saja yang memberikan informasi kepada pihaknya tentang keberadaan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Imbalan akan diberikan jika informasi tersebut dapat membuat AS menangkap Maduro.
Seperti dilansir AFP, Jumat (27/3/2020), otoritas AS telah mendakwa Maduro dan sejumlah pejabat Venezuela atas dakwaan ‘terorisme narkoba’. Departemen Kehakiman AS, dalam dakwaannya, menyebut Maduro memimpin sebuah geng pengedar kokain bernama ‘The Cartel of the Suns’.

Penyidik AS meyakini kartel pimpinan Maduro bekerja sama dengan kelompok pemberontak bernama Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC). Pasukan ini telah dilabeli AS sebagai ‘organisasi teroris’ dan terlibat praktik perdagangan narkoba sejak 1999 silam.

“Selama lebih dari 20 tahun, Maduro dan sejumlah pejabat tinggi yang menjadi koleganya diduga berkonspirasi dengan FARC, membuat berton-ton kokain masuk dan menghancurkan masyarakat Amerika,” tegas Jaksa Agung AS, Bill Barr, dalam dokumen dakwaan itu.

‘The Cartel of the Suns’ disebut meraup ratusan juta dolar AS dari hasil penjualan kokain. AS juga mengatakan rezim Maduro dipenuhi korupsi dan kriminalitas.

“Inilah saatnya untuk meminta pertanggungjawaban rezim ini atas apa yang dilakukannya. Rezim Maduro dibanjiri korupsi dan kriminalitas,” imbuhnya.

Maduro, yang sejak 2013 menduduki jabatan nomor 1 di Venezuela, dijerat serangkaian dakwaan tindak pidana perdagangan narkoba dan pencucian uang di AS. 16 Pejabat, mantan pejabat tinggi Venezuela dan dua pemimpin FARC, juga dijerat tindak pidana yang sama oleh AS.

Departemen Kehakiman AS bahkan memiliki kesimpulan kemiskinan yang terjadi di Venezuela disebabkan tindak korupsi luas oleh jajaran pejabat tinggi Venezuela, di bawah kepemimpinan Maduro.

Dakwaan terhadap Maduro ini menandai dakwaan pidana langka yang dijeratkan terhadap seorang kepala negara lain. Namun Barr menegaskan AS tidak lagi mengakui Maduro sebagai pemimpin Venezuela yang sah.

Lebih dari 50 negara, termasuk AS, telah menyatakan dukungan bagi pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido. Usai pemilu 2018 yang dinilai penuh kecurangan, Juan Guaido menetapkan dirinya sebagai pelaksana tugas (Plt) Presiden Venezuela.

Maduro terancam hukuman maksimum penjara seumur hidup jika diadili dan dinyatakan bersalah atas dakwaan terorisme narkoba tersebut. Namun tidak diketahui secara pasti bagaimana otoritas AS akan membawa Maduro ke pengadilan.

Menanggapi sederet tudingan AS, Maduro mengatakan Presiden AS Donald Trump memuakkan. Dia menyebut AS telah melayangkan tuduhan palsu kepada dirinya.

“Anda memuakkan, Donald Trump!” ucap Maduro dalam pernyataan dari Istana Kepresidenan Venezuela di Carcas, yang disiarkan televisi setempat, Kamis (26/3) tengah malam.

Maduro menyampaikan kekesalan itu kepada Trump, didampingi sejumlah pejabat Venezuela yang ikut didakwa AS. Maduro menyampaikan tuduhan AS kepada dirinya tak lebih dari konspirasi AS dan Kolombia, untuk melengserkan dirinya.

Editor: PARNA
Sumber: detiknews