Pojok Batam- Jembatan IV atau yang lebih dikenal dengan nama Jembatan Ponulele merupakan salah satu ikon pariwisata Kota Palu. Salah satu infrastruktur penghubung yang diresmikan oleh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 12 tahun lalu itu kini hanya tinggal kenangan.

Dahulu, tak jarang banyak orang yang ingin berfoto di jembatan yang memiliki pemandangan indah Kota Palu itu. Namun sangat disayangkan ikon pariwisata yang juga dikenal dengan jembatan ‘McDonald’ tersebut kini hancur akibat gempa dan tsunami pada Jumat (28/9) lalu.

Bayu yang merupkan warga Kota Palu mengatakan, bukan hanya warga yang ramai berdatangan ke jembatan tersebut. Tapi juga di banyak buaya yang senang berkumpul di bawah jembatan itu.

“Tempat mangkal buaya di sini (Jembatan Ponulele),” kata pemuda 25 tahun itu saat ditemui JawaPos.com di Jembatan Ponulele, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10).

Meski telah hancur diterjang tsunami, namun tidak sedikit banyak warga yang masih ingin mengabadikan sisa-sisa hancurnya jembatan berwarna kuning tersebut.

Saat malam sebelum diluluhlantakkan bencana, jembatan ini mempunyai pemandangan yang menakjubkan. Hiasan lampu kerlap kerlip menjadi tempat berfoto paling hits di Kota Palu. Selain itu, ada hal unik lain yang melekat dengan pada ikon ibu kota Sulawesi Tengah tersebut.

Nugratma (24) warga Palu lainnya, menyebut kalau Jembatan Ponulele menjadi tempat untuk menunggu kemunculan buaya berkalung ban yang sempat viral di jagat media sosial.

?Dikatakannya, buaya kalung ban adalah seekor buaya muara yang di lehernya dikalungi ban motor oleh orang tak bertanggungjawab sehingga penampilan hewan predator itu berbeda dengan yang lainnya.

“Buaya kalung ban itu memang sering terlihat dari Jembatan Kuning ini. Sekarang warga sini sudah menganggapnya sebagai ikon jembatan karena memang unik dan sudah terkenal,” cerita Nugratma.

Bahkan, sambungnya, Panji si Petualang pun pernah berusaha untuk menangkap buaya tersebut namun tak berhasil. “Jadi memang buaya kalung ban ini bisa dibilang sebagai ikon kota Palu,” ungkap Nugratama.

Kini Jembatan Ponulele tinggal kenangan warga Kota Palu. Pada batas jembatan terlihat beberapa coretan cat semprot yang bertuliskan “Saksi Bisu Tsunami dan Pray for Palu #Palu Kuat” terlihat di dinding jembatan.

Diketahui, jembatan sepanjang 300 meter yang berada di atas Teluk Talise ini adalah akses penghubung warga dari Palu Barat menuju Palu Timur. Saat bencana gempa dan tsunami terjadi ?jembatan ini sedang ditutup karena sedang ada kegiatan Festival Palu Nomoni

“Coba saja kalau tak sedang ditutup pasti akan banyak warga yang jadi korban karena jembatan ini ramai dipenuhi warga,” paparnya.

Leave a Reply